Artikel Pengendalian Malaria

Unknown | 0 comments
Malaria merupakan suatu masalah kesehatan yang banyak terjadi pada negara-negara tropis. Malaria juga dapat menjadi suatu masalah bagi orang-orang yang berkunjung ke negara-negara tropis tersebut. Jika anda bepergian atau traveling pada suatu daerah tropis atau ke suatu negara dimana kasus malaria sering terjadi di sana, anda sebaiknya berhati-hati akan rersiko penularan malaria dan lakukanlah tindakan pencegahan sebelum terserang penyakit ini.

Bagaimana anda dapat melindungi diri anda dari malaria?

Anda sebaiknya melakukan apapun yang anda bisa lakukan untuk menjaga diri anda dari gigitan nyamuk. Jika bisa, tidurlah dalam ruangan yang terpasang kelambu pada jendela dan pintunya sehingga nyamuk tidak bisa masuk. Gunakan atau pasang juga kelambu pada tempat tidur anda. Jika memungkinkan, semprot kelambu dengan permethrin (nama merek:elimite). Permethrin adalah obat semprot yang berfungsi mengusir atau menolak nyamuk. Sepanjang malam, pakailah celana berwarna terang dan kemeja baju lengan panjang. Adalah penting untuk melindungi diri anda dengan sebuah obat semprot penolak hama khususnya nyamuk yang berisi bahan kimia yang disebut dengan DEET kurang dari 35%. Hindari keluar rumah malam hari tanpa menggunakan pelindung, dimana pada malam hari nyamuk-nyamuk biasanya bersifat lebih aktif dan berpotensi tinggi terjadinya gigitan. Obat-obatan medis juga tersedia untuk membantu mencegah malaria.

Apa obat-obat medis yang dapat anda gunakan untuk mencegah malaria?

Jika anda merencanakan perjalanan ke negara dimana kasus malaria sering terjadi, anda mungkin akan memerlukan obat yang dapat menjaga anda dari penularan atau terserang malaria. Obat malaria ini disebut dengan obat prophylactic. Yang perlu anda ingat, meskipun ada obat yang dapat membantu anda mencegah penularan atau terserang malaria, akan tetapi tidak ada obat yang dapat memberikan perlindungan 100% kepada anda dan anda sebaiknya tetap melakukan tindakan-tindakan pencegahan terhadap penyakit ini seprti yang telah disebutkan di atas.

Obat malaria prophylactic digunakan atau dikonsumsi pada beberapa hari atau satu minggu sebelum anda memulai bepergian atau melakukan perjalanan. Anda akan tetap mengkonsumsi obat ini selama dalam perjalanan dan setelah perjalanan selama 1-4 minggu, hal ini tergantung pada obat apa yang anda minum (dokter akan memberikan anda arahan dan cara penggunaannya). Adalah penting untuk tetap mengkonsumsi obat ini setelah perjalanan anda selesai, hal ini dikarenakan parasite malaria dapat tetap hidup dalam darah anda. Jika anda menghentikan penggunaan obat ini terlalu cepat, hal ini dapat memberikan kesempatan bagi parasit malaria untuk tumbuh dan membuat anda sakit, terserang malaria. Obat-obat malaria mempunyai beberapa efek samping, dan tidak semua orang dapat/boleh meminumnya. Dokter akan memberitahukan kepada anda obat yang manakah yang tepat untuk anda. Apa saja jenis obat yang anda konsumsi akan tergantung pada tempat tujuan dimana anda akan bepergian.

Atovaquone atau proguanil (Malarone) dan Mefloquine (Lariam) adalah dua jenis obat yang dapat anda minum. Apabila anda tidak dapat atau tidak diperbolehkan meminum kedua jenis obat ini, dokter mungkin akan menyarankan anda untuk meminum doxycycline (Vibramycin). Obat ini membuat anda menjadi mudah terbakar sinar matahari, maka dari itu anda harus memakai topi, baju lengan panjang dan sunscreen protektor pada saat anda diluar rumah.

Jika anda melakukan perjalanan atau bepergian ke bagian tengah amerika, republik dominika, haiti atau beberapa wilayah di timur tengah, dokter mungkin akan memberikan anda resep obat chloroquine (nama dagang: Aralen) pada anda sebagai upaya pencegahan malaria.
Pencegahan Malaria

A. PENCEGAHAN PRIMER

1. Tindakan terhadap manusia

a. Edukasi adalah faktor terpenting pencegahan malaria yang harus diberikan kepada setiap pelancong atau petugas yang akan bekerja di daerah endemis. Materi utama edukasi adalah mengajarkan tentang cara penularan malaria, risiko terkena malaria, dan yang terpenting pengenalan tentang gejala dan tanda malaria, pengobatan malaria, pengetahuan tentang upaya menghilangkan tempat perindukan.

b. Melakukan kegiatan sistem kewaspadaan dini, dengan memberikan penyuluhan pada masyarakat tentang cara pencegahan malaria.

c. Proteksi pribadi, seseorang seharusnya menghindari dari gigtan nyamuk dengan menggunakan pakaian lengkap, tidur menggunakan kelambu, memakai obat penolak nyamuk, dan menghindari untuk mengunjungi lokasi yang rawan malaria.

d.Modifikasi perilaku berupa mengurangi aktivitas di luar rumah mulai senja sampai subuh di saat nyamuk anopheles umumnya mengigit.

2. Kemoprofilaksis (Tindakan terhadap Plasmodium sp)

Walaupun upaya pencegahan gigitan nyamuk cukup efektif mengurangi paparan dengan nyamuk, namun tidak dapat menghilangkan sepenuhnya risiko terkena infeksi. Diperlukan upaya tambahan, yaitu kemoprofilaksis untuk mengurangi risiko jatuh sakit jika telah digigit nyamuk infeksius. Beberapa obat-obat antimalaria yang saat ini digunakan sebagai kemoprofilaksis adalah klorokuin, meflokuin (belum tersedia di Indonesia), doksisiklin, primakuin dan sebagainya. Dosis kumulatif maksimal untuk pengobatan pencegahan dengan klorokuin pada orang dewasa adalah 100 gram basa.

Untuk mencegah terjadinya infeksi malaria terhadap pendatang yang berkunjung ke daerah malaria pemberian obat dilakukan setiap minggu; mulai minum obat 1-2 minggu sebelum mengadakan perjalanan ke endemis malaria dan dilanjutkan setiap minggu selama dalam perjalanan atau tinggal di daerah endemis malaria dan selama 4 minggu setelah kembali dari daerah tersebut.

Pengobatan pencegahan tidak diberikan dalam waktu lebih dari 12-20 minggu dengan obat yang sama. Bagi penduduk yang tinggal di daerah risiko tinggi malaria dimana terjadi penularan malaria yang bersifat musiman maka upaya pencegahan terhadap gigitan nyamuk perlu ditingkatkan sebagai pertimbangan alternatif terhadap pemberian pengobatan profilaksis jangka panjang dimana kemungkinan terjadi efek samping sangat besar.

3. Tindakan terhadap vektor

1. Pengendalian secara mekanis
Dengan cara ini, sarang atau tempat berkembang biak serangga dimusnahkan, misalnya dengan mengeringkan genangan air yang menjadi sarang nyamuk. Termasuk dalam pengendalian ini adalah mengurangi kontak nyamuk dengan manusia, misalnya memberi kawat nyamuk pada jendela dan jalan angin lainnya.

2. Pengendalian secara biologis
Pengendalian secara biologis dilakukan dengan menggunakan makhluk hidup yang bersifat parasitik terhadap nyamuk atau penggunaan hewan predator atau pemangsa serangga. Dengan pengendalian secara biologis ini, penurunan populasi nyamuk terjadi secara alami tanpa menimbulkan gangguan keseimbangan ekologi. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, melakukan radiasi terhadap nyamuk jantan sehingga steril dan tidak mampu membuahi nyamuk betina. Pada saat ini sudah dapat dibiakkan dan diproduksi secara komersial berbagai mikroorganisme yang merupakan parasit nyamuk. Bacillus thuringiensis merupakan salah satu bakteri yang banyak digunakan, sedangkan Heterorhabditis termasuk golongan cacing nematode yang mampu memeberantas serangga.

Pengendalian nyamuk dewasa dapat dilakukan oleh masyarakat yang memiliki temak lembu, kerbau, babi. Karena nyamuk An. aconitus adalah nyamuk yang senangi menyukai darah binatang (ternak) sebagai sumber mendapatkan darah, untuk itu ternak dapat digunakan sebagai tameng untuk melindungi orang dari serangan An. aconitus yaitu dengan menempatkan kandang ternak diluar rumah (bukan dibawah kolong dekat dengan rumah).

3. Pengendalian secara kimiawi
Pengendalaian secara kimiawi adalah pengendalian serangga mengunakan insektisida. Dengan ditemukannya berbagai jenis bahan kimiayang bersifat sebagai pembunuh serangga yang dapat diproduksi secara besar-besaran, maka pengendalian serangga secara kimiawi berkembang pesat.

B. PENCEGAHAN SEKUNDER

1. Pencarian penderita malaria
Pencarian secara aktif melalui skrining yaitu dengan penemuan dini penderita malaria dengan dilakukan pengambilan slide darah dan konfirmasi diagnosis mikroskopis dan /atau RDT (Rapid Diagnosis Test)) dan secara pasif dengan cara melakukan pencatatan dan pelaporan kunjungan kasus malaria.

2. Diagnosa dini

a. Gejala Klinis
Diagnosis malaria sering memerlukan anamnesis yang tepat dari penderita tentang keluhan utama (demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri otot atau pegal-pegal), riwayat berkunjung dan bermalam 1-4 minggu yang lalu ke daerah endemis malaria, riwayat tinggal di daerah endemis malaria, riwayat sakit malaria, riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir, riwayat mendapat transfusi darah. Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik berupa:
- Demam (pengukuran dengan thermometer ≥37.5 °C)
- Anemia
- Pembesaran limpa (splenomegali) atau hati (hepatomegali)

b. Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan mikroskopis
- Tes Diagnostik Cepat (RDT, Rapid Diagnostic Test)

c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi umum penderita, meliputi pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah leukosit, eritrosit dan trombosit. Bisa juga dilakukan pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan foto toraks, EKG (Electrokardiograff), dan pemeriksaan lainnya.

3. Pengobatan yang tepat dan adekuat

Berbeda dengan penyakit-penyakit yang lain, malaria tidak dapat disembuhkan meskipun dapat diobati untuk menghilangkan gejala-gejala penyakit. Malaria menjadi penyakit yang sangat berbahaya karena parasit dapat tinggal dalam tubuh manusia seumur hidup. Sejak 1638, malaria diobati dengan ekstrak kulit tanaman cinchona. bahan ini sangat beracun tetapi dapat menekan pertumbuhan protozoa dalam darah.

Saat ini ada tiga jenis obat anti malaria, yaitu Chloroquine, Doxycyline, dan Melfoquine. Tanpa pengobatan yang tepat akan dapat mengakibatkan kematian penderita. Pengobatan harus dilakukan 24 jam sesudah terlihat adanya gejala.

Pengobatan spesifik untuk semua tipe malaria:

a. Pengobatan untuk mereka yang terinfeksi malaria adalah dengan menggunakan chloroquine terhadap P. falciparum, P. vivax, P. malariae dan P. ovale yang masih sensitif terhadap obat tersebut.

b. Untuk pengobatan darurat bagi orang dewasa yang terinfeksi malaria dengan komplikasi berat atau untuk orang yang tidak memungkinkan diberikan obat peroral dapat diberikan obat Quinine dihydrochloride.

c. Untuk infeksi malaria P. falciparum yang didapat di daerah dimana ditemukan strain yang resisten terhadap chloroquine, pengobatan dilakukan dengan memberikan quinine.

d. Untuk pengobatan infeksi malaria P. vivax yang terjadi di Papua New Guinea atau Irian Jaya (Indonesia) digunakan mefloquine.

e. Untuk mencegah adanya infeksi ulang karena digigit nyamuk yang mengandung malaria P. vivax dan P. ovale berikan pengobatan dengan primaquine. Primaquine tidak dianjurkan pemberiannya bagi orang yang terkena infeksi malaria bukan oleh gigitan nyamuk (sebagai contoh karena transfusi darah) oleh karena dengan cara penularan infeksi malaria seperti ini tidak ada fase hati.


C. PENCEGAHAN TERTIER

1. Penanganan akibat lanjut dari komplikasi malaria

Kematian pada malaria pada umumnya disebabkan oleh malaria berat karena infeksi P. falciparum. Manifestasi malaria berat dapat bervariasi dari kelainan kesadaran sampai gangguan fungsi organ tertentu dan gangguan metabolisme. Prinsip penanganan malaria berat:

a. Pemberian obat malaria yang efektif sedini mungkin
b. Penanganan kegagalan organ seperti tindakan dialisis terhadap gangguan fungsi ginjal, pemasangan ventilator pada gagal napas.
c. Tindakan suportif berupa pemberian cairan serta pemantauan tanda vital untuk mencegah memburuknya fungsi organ vital.

2. Rehabilitasi mental atau psikologis

Pemulihan kondisi penderita malaria,memberikan dukungan moril kepada penderita dan keluarga di dalam pemulihan dari penyakit malaria, melaksanakan rujukan pada penderita yang memerlukan pelayanan tingkat lanjut.

Kiat Mencegah Malaria

Malaria bisa menyerang semua orang, baik lelaki maupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak maupun orang dewasa. Bila terserang penyakit ini, penderita bisa mengalami koma, kegagalan multi organ, bahkan kematian. Padahal, hal itu sebenarnya bisa dicegah dengan cara mudah dan murah.
Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Direktorat Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Rita Kusriastuti, dalam acara peringatan Hari Malaria Sedunia, di Gedung Departemen Kesehatan, Jakarta, Rabu (22/4) menyatakan, sejauh ini ada beberapa cara paling aman untuk terhindar dari malaria.

Pertama, menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk dengan cara tidur di dalam kelambu berinsektisida, berada di dalam rumah pada malam hari, mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk, memakai obat nyamuk bakar atau menyemprot dengan obat nyamuk. Jangan lupa memasang kawat kasa pada jendela atau ventilasi, ujarnya.

Kedua, membersihkan tempat-tempat hinggap atau istirahat nyamuk dan memberantas sarang nyamuk dengan membersihkan rumput dan semak di tepi saluran, melipat kain-kain yang ber gantungan, mengusahakan keadaan di dalam rumah tidak ada tempat gelap dan lembab dengan memasang genting kaca dan membuka kaca. Cara lain adalah, membersihkan semak-semak di sekitar rumah, mengalirkan genangan air, dan menimbun dengan tanah atau pasir semua genangan air di sekitar rumah.

Cara pencegahan lain adalah, membunuh nyamuk dewasa dengan cara menyemprot rumah-rumah dengan racun serangga atau insektisida, membunuh jentik-jentik nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik. "Selain itu, bunuh jentik nyamuk dengan menyemprot obat anti larva atau jentik pada genangan air, serta melestarikan hutan bakau di rawa-rawa sepanjang pantai

Water Borne Disease atau (Penyakit Yang di Tularkan Melalui Air)

Unknown | 0 comments


Water Borne Disease
Adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air, dimana air tersebut mengandung kuman patogen dan terminum oleh manusia maka dapat menimbulkan penyakit.                                                Water-borne diseases merupakan penyakit yang ditularkan ke manusia akibat adanya cemaran baik berupa mikroorganisme ataupun zat pada air.
Kontaminasi pada manusia dapat melalui kegiatan minum, mandi, mencuci, proses menyiapkan makanan, ataupun memakan makanan yang telah terkontaminasi saat proses penyiapan makanan.
Tidak hanya melalui air minum dan makanan, water-borne disease juga dapat terjadi akibat kontaminasi di kolam renang. Kondisi higienitas air kolam yang buruk juga dapat menyebabkan infeksi telinga dan kulit bagi korban. Untuk beberapa penyakit juga dapat terjadi akibat adanya vektor penyakit yang tinggal di air seperti malaria (disebabkan protozoa  Plasmodium dengan  vektor nyamuk), dan demam berdarah (disebabkan oleh virus dengan vektor nyamuk).                                  Water-borne diasease diakibatkan oleh mikroorganisme berupa bakteri, protozoa, dan cacing. Bakteri  penyebab water atau foodborn disease antara lain:                                                                Chlostridium botulinum, Campylobacter jejuni, Vibrio cholerae, Vibrio parahaemolyticusEscherichia coli, Shigella dysenteriae, Salmonella typhi.
Untuk bakteri dan protozoa umumnya menyebabkan sakit akibat masuknya organisme tersebut dapat merusak jaringan ataupun sistem sirkulasi pada saluran pencernaan. Hal inilah yang menyebabkan pencernaan tidak bekerja optimal sehingga menyebabkan diare bagi penderita. Kondisi yang lebih parah dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan sehingga menyebabkan luka saluran cerna yang berakibat pada diare beradarah. Diare yang cukup sering dapat berbahaya bagi manusia diakibatkan kekurangan cairan pada tubuh, dan kehilangan cairan parah dapat menyebabkan keseimbangan asam basa tubuh tidak seimbang yang berujung pada kerusakan sistem organ.
Penyebab lainnya dari waterborne disease yaitu infeksi cacing nematoda. Contoh kontaminasi cacing yang paling sering yaitu Schistosoma (penyebab Scistosomiasis), Taenia (infestasi cacing pita, Taeniasis), dan Ascaris (penyebab kecacingan Ascariasis). Kecacingan dapat terjadi akibat dari meminum air yang terkontaminasi oleh telur cacing. Umumnya kecacingan lebih sering terjadi melalui kontaminasi lewat makanan dibandingkan lewat air minum.
Penyakit-penyakit yang dapat di sebabkan tersebut antara lain adalah penyakit Kholera, Typhoid, Hepatitis Infektiosa, Dysentri dan Gastroenteritis.
Berdasarkan kandungan bahan pencemar, penyebab  food dan waterborne diseases dapat berupa parasit, bakteri, virus, maupun toksin.
Penjelasan masing-masing penyebab ini sebagai berikut :
Penyebab Waterborne Disease karena       Parasit
Parasit penyebab waterborne disease antara lain:
  • Entamoeba histolytica
  • Giardia lambia
  • Schistosoma
  • Taenia
  • Ascaris lumbricoides
  • Enterobius vermicularis
  •  
Penyebab  Waterborne  Disease  karena    Bakteri
Bakteri  penyebab water atau foodborn disease antara lain:
  • Chlostridium botulinum
  • Campylobacter jejuni
  • Vibrio cholerae
  • Vibrio parahaemolyticus
  • Escherichia coli
  • Shigella dysenteriae
  • Salmonella typhi
Penyebab  Waterborne   Disease  karena   Virus
Jenis virus  penyebab water atau foodborn disease antara lain:
  • Rotavirus
  • Calicivirus
  • Enteric Adenovirus
  • Hepatitis A
  • Poliovirus








Water Washes Disease
Adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan higiene perseorangan dan air bagi kebersihan alat-alat terutama alat-alat dapur dan alat makan. Terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup maka penularan penyakit-penyakit tertentu pada manusia dapat dikurangi.
Water washed diseases merupakan penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk pemeliharaan hygiene perorangan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup, maka penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia, dan penyakit ini banyak terdapat  di  daerah           tropis.
Dan penyakit ini tidak hanya dipengaruhi kurangnya pemeliharaan kebersihan perorangan, namun juga dipengaruhi oleh kebersihan pada alat-alat, terutama pada alat dapur dan makan. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara penularan .
Water washed mechanism jenis penyakit  water washed mechanism yang berkaitan dengan kebersihan indifidu dan umum.                                                                                                                    Adapun water washed diseases diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
1)      Infeksi melalui alat     pencernaan
Merupakan penyakit infeksi saluran pencernaan yang bersifat feacel-oral. Penyakit diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur diantaranya “jalur yang melalui air (water borne) dan jalur yang melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water washed)”.
2)      Infeks  imelalui            kulit     dan      mata
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan hygiene perorangan yang buruk. Penyakit ini dapat ditularkan dengan penyediaan air yang cukup bagi kesehatan perseorangan
.
3)      Penyakit melalui binatang pengerat
 Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan,yaitu:
a.       Infeksi melalui alat pencernaan,seperti diare pada anak-anak.
b.      Infeksi melalui kulit dan mata perti skabies dan trakoma.
c.       Penyakit melalui gigitan binatang pengerat,seperti leptospirosis.
d.      infeksi kulit dan selaput lender, dan lepra



Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan adalah diare, penularannya bersifat fecal-oral. Penyakit diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur, diantaranya melalui air (water borne) dan melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water washed).                                                     Contoh penyakit ini adalah Kholera, Typhoid, Hepatitis A dan Dysentri Basiler.
Berjangkitnya penyakit ini erat kaitannya dengan ketersediaan air untuk makan, minum, memasak, dan kebersihan alat-alat makan.

Water Based Disease
Adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebagian besar siklus hidupnya di air seperti Schistosomiasis. Larva Schistosoma hidup di dalam keong-keong air. Setelah waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi Cercaria dan menembus kulit (kaki) manusia yang berada di dalam air tersebut. Penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus kehidupannya berhubungan dengan schistosomiasis.
penyakit ini disebabkan oleh cacing daun ayng mempunyai siklus hidup sebagian di air, untuk dapat hidup terus telurnya harus berada di perairan, menetas menjadi larva, miracidium dan untuk dapat berubah menjadi larva infektif, ia harus masuk ke dalam tubuh siput air, setelah berubah menjadi larva cercaria, keluar dari tubuh siput berenang dengan bebas di perairan. Larva ini dapat memasuki kulit orang sehat yang kebetulan berada di air tersebut.                                                                        Kunci pemberantasannya terletak pada isolasi perairan dan tidak ada lagi pemasukan mikrofilaria baru ke dalam perairan. Jenis penyakit lain yaitu dracontiasis yang disebabkan oleh cacing drancunculus Medinensis yang masuk ke dalam tubuh manusia karena meminum air mentah yang mengandung Cyclops, yakni hospes perantara larva cacing pada air. Pemberantasannya padahal mudah yakni dengan meminum air matang atau yang telah disaring, sehingga Cyclops mati atau tersaring. jenis penyakit dengan agen penyakit yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai pejamu intermediete yang hidup di dalam air.                                                 Contoh: skistosomiasis, Dracunculus medinensis.





Water Related Insects Vectors
Adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor penyakit  yang sebagian atau seluruhnya perindukan hidupnya tergantung pada air misalnya Malaria, Demam berdarah, Filariasis, Yellow fever, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Slamet (2002), peran air dalam menularkan penyakit meliputi:
  1. Air sebagai penyebar mikroba pathogen 
  2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit 
  3. Jumlah air yang tersedia tidak mencukupi, sehingga orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik 
  4. Air sebagai sarang hospes sementara penyakit.
Indonesia sendiri dengan adanya anomali cuaca ini penyebaran penyakit menular melalui water related insect vector mechanism atau sejenis penyakit yang ditularkan oleh gigitan serangga yang berkembang biak didalam air seperti penyakit DBD,malaria dan kaki gajah
Pemberantasannya adalah dengan cara pengendalian populasi vektor, serta pemeliharaan loingkungan air. Pemberantasan/pengendalian vektor bukanlah hal yang sederhana. Usaha ini harus dilaksanakan secara kontinu jangan membiarkan sarang yang telah ada, ataupun menciptakan sarang yang baru. Dalam pemberantasannya peran serta masyarakat untuk mencegah penyebarannya sangat penting dan menjadi faktor penentu keberhasilan pemberantasan.
Penyakit tidak menular dapat muncul terutama karena air telah tercemar oleh senyawa  anorganik, seperti logam berat.  Ada juga senyawa organik yang dapat menimbulkan penyakit, terutama yang mengandung unsur klorin (Cl), seperti DDT dan PCB.  Polutan-polutan ini dapat menimbulkan penyakit karena sifatnya beracun bagi tubuh.
Beberapa polutan atau pencemar air tersebut adalah sebagai berikut:
Kadnium (Cd)
Kadnium adalah logam berat yang banyak digunakan pada industri  pipa PVC, pembuatan karet, dan pabrik kaca. Logam CD dapat terserap tubuh manusia dan akan terakumulasi atau terkumpul di organ-organ tubuh terutama di ginjal dan hati.  Hanya sebagian kecil dari logam ini yang dapat terbuang melalui pencernaan. Keracunan kadnium dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah, sehingga tekanan darah menjadi tinggi dan dapat menyebabkan gagal jantung.

Keracunan kadnium juga dapat mengakibatkan kerusakan pada organ ginjal dan hati, pelunakan tulang sehingga tulang-tulang punggung terasa nyeri.


Kobalt (Co)
Logam kobalt banyak digunakan dalam industri sebagai bahan campuran untuk pembuatan mesin pesawat, magnt, alat pemotong atau penggiling, serta untuk pewarna kaca, keramik, dan cat. Pada manusia, Co dibutuhkan sedikit dalam proses pembentukan sel darah merah dan diperoleh melalui vitamin B12.
Merkuri (Hg)
Merkuri banyak digunakan dalam proses industri pembuatan klorin, juga terdapat pada baterai, cat, plastik, termometer, lampu tabung, kosmetik dan hasil pembakaran batu bara. Logam merkuri sifatnya terakumulas dalam tubuh makhluk hidup. Tubuh manusia menerima merkuri terutama dari konsumsi hewan-hewan air yang telah tercemar merkuri.
Efek merkuri, pada wanita hamil dapat menyebabkan janin menjadi cacat mental.  Tubuh yang terpapar merkuri dalam jangka waktu lama dapat mengalami kerusaka ginjal, saraf dan jantung.  Pada konsentrasi rendah merkuri dapat menimbulkan sakit kepala, depresi, dan perubahan perilaku.
Senyawa organik berklorin

Contoh senyawa organik berklorin adalah dikloro-difenil-trikloroetana (DDT), aldrin, heptaklor, dan klordan yang banyak digunakan sebagai pestisida. Selain pestisida, senyawa kimia industri juga ada yang merupakan senyawa organik berklorin, contohnya poliklorinasi bifenil (PCB) dan dioksin.
Senyawa organik berklorin sifatnya persisten di alam dan terakumulasi dalam tubuh.  Senyawa ini dapat menyebabkan kerusakan organ terutama hati dan ginjal, serta dapat menimbulkan kanker.Beberapa senyawa organik berklorin , seperti DDT dan PCB dapat mengalami magnifikasi biologi saat memasuki rantai makanan.