Epidemiologi Kesehatan

Unknown | 0 comments
Definisi Epidemiologi
Menurut Para Ahli:

1. Epidemiologi diartikan sebagai ‘ilmu tentang epidemi atau wabah’. Epidemiologi asal katanya adalah ‘epi’ yang artinya ‘pada’, ‘demos yang artinya ‘penduduk’ dan ‘logos’ yang artinya ‘ilmu’, sehingga artinya secara harafiah adalah ‘ilmu pada (tentang) penduduk. Dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang terjadinya dan penyebaran dari suatu masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi nya serta upaya-upaya penanggulangannya. (B.Budiro. 2006. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. FKM, Undip Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro)

2. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, determinan, frekuensi penyakit, dan faktor yang mempengaruhi status kesehatan pada populasi manusia. (Rajab Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : ECG)

3. Epidemiologi adalah cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya maslah dan gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangannya. (Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta)

4. Epidemiologi adalah metode investigasi yang digunakan untuk mendeteksi penyebab/sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau risiko yang menyebabkan penyakit, cedera, cacat atau kematian dalam populasi atau dalam suatu kelompok manusia. (Timmreck, C.Thomas. 2005. Epidemiology Suatu Pengantar. Jakarta : ECG)

5. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat , penyebab , pengendalian, dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, dan kematian dalam populasi manusia. (Timmreck, C.Thomas. 2005. Epidemiology Suatu Pengantar. Jakarta : ECG)

6. Epidemiologi adalah pengetahuan tentang penyakit dalam tingakat populasi (Van der plank, 1963). Hal ini dikarenakan penyakit dapat menimbulkan wabah apabila terdapat dalam tingkat populasi. Dengan kata lain epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari populasi penyakit dalam populasi tanaman inang dalam ruang dan waktu yang sama. (Nirwanto, Hery. 2007. Pengantar Epidemi dan Manajemen Penyakit Tanaman. Surabaya : UPN “Veteran” Jawa Timur)

Ruang Lingkup Epidemiologi

Ruang lingkup epidemiologi adalah:
a. Subyek dan Obyek berupa masalah kesehatan:
- Penyakit menular
- Penyakit tidak menular
b. Masalah kesehatan lain: program KB, perbaikan Iingkungan pemukiman, pengadaan sarana pelayanan kesehatan
c. Sasaran berupa populasi
d. Mengukur dan menganalisa frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan manusia

Sejarah Perkembangan Epidemiologi

Seperti halnya ilmu kedokteran, ilmu epidemiologipun lahir dan asumsi bahwa penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak, namun ada faktor penyebab dan upaya preventif yang dapat dilakukan. Oleh karena itu perkembangan epidemiologi tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang berjasa besar dalam perkembangan ilmu kedokteran. Tokoh-tokoh tersebut antara lain:

1. Hipocrates (abad ke-5 sebelum masehi)
Hipocrates yang dinobatkan sebagai bapak kedokteran modern, mengemukakan teori tentang penyakit yang dimuat dalam bukunya yang berjudul “on air, waters and places” yaitu bahwa penyakit terjadi karena adanya kontak dengan jasad hidup serta berhubungan dengan lingkungan eksternal dan internal seseorang.

2. Veronese Fracastoro (1483-1553) dan Thomas Sydenham (1624-1689)
Kedua tokoh ini melahirkan teori bahwa kontak dengan mahkluk hidup menjadi penyebab terjadinya penyakit menular. Hal ini didasari oleh fenomena yang terjadi di Eropa pada saat itu, adanya epidemic sampar, cacar dan demam tifus pada abad ke 14 dan 15 dan pada abad tersebut karantina dan kegiatan-kegiatan anti epidemic lainnya mulai diterapkan, setelah efektifitasnya dikonfirmasikan melalui pengalaman praktek.

3. Edward Jenner (1749-1823)
Menemukan metode pencegahan cacar melalui vaksinasi dengan vaksinia cowpox

4. Lous Pasteur( 1822-18)5),Rober Koch( 1845- 1910),llya mechniko (1845- 1916)
Adanya penemuan di bidang mikrobiologi dan parasitologi, dimana para ilmuwan tersebut berhasil membuktikan mikroba sebagai etiologi penyakit infeksi

5. Graunt (1939)
Perkembangan epidemiologi dalam aspek analisis kuantitatif morbiditas dan mortalitas, karyanya diterbitkan dalam buku berjudul “political observations made upon the bills of monday”. Analisa yang dilakukan dari laporan mingguan kelahiran dan kematian di London, dan untuk pertama kalinya mengkuantifikasi pola penyakit pada populasi.

6. William Far (1839)
Mengembangkan system pengumpulan data rutin tentang jumlah dan penyebab kematian, sekaligus penerapan data statistik vital untuk mengevaluasi problem-problem kesehatan masyarakat. Dengan teori miasma (udara buruk) beliau mengemukakan bahwa di dataran rendah insiden kolera tinggi, karena adanya polusi udara, dalam perkembangan pengetahuan selanjutnya, kematian kolera yang tinggi di dataran rendah bukan disebabkan polusi udara, tetapi karena penyediaan air minum yang terpolusi yang Lazim dijumpai di dataran rendah. Ide-ide kreatif tersebutlah yang mengangkat beliau menjadi Bapak Surveilens Modern.

7. John Snow (1849)
Melanjutkan analisa William Far, John snow membuat postulat bahwa kolera ditularkan oleh air yang terkontaminasi. Ia mengamati kenaikan angka kematian di daerah London yang mendapat pasokan air minum dari perusahaan Lambert Company dan Southwark Company. Kedua perusahaan tersebut menggunakan sumber air dari sungai thames bagian hilir, yang sudah mengalami pencemaran limbah yang berat. Antara tahun 1834-1854 Lambert Company mengganti sumber airnya dari hulu sungai thames yang bebas pencemaran, dan hasilnya terdapat penurunan kematian karena kolera pada masyarakat yang mendapat pasokan air minum dan Lambert Company. Dari berbagai kajian yang dilakukan akhirnya John Snow dinobatkan sebagai Bapak Epidemiologi

8. Framingham (1949)
Tokoh ini mengembangan epidemiologi secara sistematik untuk keperluan disain, pelaksanaan dan analisis penelitian epidemiologi, hasil penelitian yang terkenal tentang faktor risiko penyakit kardiovaskuler, telah merangsang berkembangnya analisis multivariat dengan analisis regresi logistik, untuk mengetahui faktor risiko yang paling dominan.

9. Doll & Hill (1950)
Doll & Hill berkontribusi dalam riset-riset epidemiologi dan pendemonstrasian efektifitas dan efisiensi studi dengan disain kasus control.
Hasil yang diperoleh dari keilmuan epidemiologi dapat digunakan untuk menentukan pengobatan suatu penyakit, melakukan pencegahan atau meramalkan hasil pengobatan. Perbedaan antara ilmu kedokteran dan ilmu epidemiologi terletak pada cara penanganan masalah kesehatan. Ilmu kedokteran lebih menekankan pelayanan kasus demi kasus, sedangkan epidemiologi lebih menekankan pada kelompok individu. Oleh karena itu, pada epidemiologi, selain membutuhkan ilmu kedokteran juga membutuhkan disiplin ilmu lain, seperti:
1. Demografi
2. Sosiologi
3. Antropologi
4. Geologi
5. Lingkungan Fisik
6. Ekonomi
7. Budaya
8. Statistik
 
 

Oops! Forgot to put a label.

Author: Unknown

Date: 7/8/13

0 comments  | Leave a comment

0 comments to "Epidemiologi Kesehatan"

Post a Comment